Semester di 3 FKUI : Pasrah dan Berdoa

Haloo teman-teman pembaca! Ini pertama kalinya gue kembali menulis setelah vakum 2 tahun. Dan kali ini gue akan melanjutkan sharing tentang semester 3 gue di FKUI, yang penuh cerita berkesan.

OVERVIEW MODUL SEMESTER 3
Jadi selama sekitar 4 bulan lebih, gue melewati total 5 modul :
1. Modul Tumbuh Kembang (6 SKS)
intinya kita akan diajarkan "segala sesuatu tentang anak". Materinya yang diajarkan mulai dari proses terbentuk janin dalam kandungan, lalu bagaimana awal mula perkembangan organ janin. Kita juga diperkenalkan berbagai macam kelainan yang bisa mengenai janin (misalnya infeksi saat dalam kandungan atau organ tubuh yang "cacat").

Selain itu, kita juga belajar seperti apa pertumbuhan dan perkembangan anak yang normal serta membahas penyakit-penyakit yang sering kita temui pada pasien anak (misalnya penyakit cacingan, gizi buruk, dan infeksi. Terakhir, kita juga mulai belajar mengenai vaksinasi dan dasar penulisan resep. Overall modul ini cukup menarik buat gue.


2. Modul Dermatomuskuloskeletal (6 SKS) 
Ini modul yang sering dianggap menyeramkan bagi mahasiswa semester 3. Kalau gue pribadi, materi yang paling berat disini adalah anatomi otot dan tulang. Bayangin aja, kita harus hafal sebagian besar nama latin otot + tulang di tubuh kita (gue totalin sekitar 100 istilah). kita dituntut tahu juga struktur-struktur khusus di tulang tertentu dan apa fungsi serta tempat melekatnya dari tiap-tiap otot tersebut.

Ngomong-ngomong tadi Itu baru anatomi loh. Disini kita juga harus belajar materi lain seperti proses pembentukan-regenerasi tulang, struktur-fungsi normal kulit, cara kerja otot serta penyakit seputar otot dan tulang.  Dan karena modul ini juga ada unsur "dermato" (kulit), kita juga akan diberi materi seputar struktur dan proses regenerasi kulit, serta berbagai macam bentuk kelainan pada kulit. Lumayan kebayang deh bagaimana horornya modul ini? :")


3. Modul Gastrointestinal (6 SKS)
Sesuai namanya, di modul ini kita akan membahas struktur dan fungsi normal dari saluran pencernaan sekaligus organ lain yang juga berperan (misalnya pankreas, hati, empedu). Kita juga diperkenalkan berbagai penyakit terkait saluran cerna seperti diare, penyakit lambung, hepatitis, sampai berbagai jenis tumor di saluran cerna (seperti tumor usus dan tumor lambung). 

Kita juga mulai diajarkan dasar-dasar metabolisme zat gizi. Yang menyedihkan dari modul ini adalah, kita harus ujian di tanggal 31 DESEMBER (Gara-gara ini, semua rencana jalan-jalan tahun baru keluarga gue jadi di cancel). Sedih sih kalau melihat orang lain sudah bersenang senang dan merencanakan libur, gue masih harus belajar keras untuk lulus dari ujian. Tapi mau gimana lagi, toh ini sudah jadi resiko masuk FK :"


 4. Modul Keterampilan Klinik Dasar 1 ("0 SKS")
Ini adalah modul pertama yang membuat gue serasa "beneran menjadi dokter". Di modul ini kita akan praktek berbagai macam prosedur, mulai dari yang sederhana seperti 6 langkah mencuci tangan sampai teknik-teknik yang khusus seperti menyuntikan obat, cara interpretasi status nutrisi pada anak, pemeriksaan otot-tulang dan pemasangan infus. 

Mungkin ada yang penasaran, kok bobotnya "0 SKS"? Nah ini modul yang cukup unik. Jadi sebenarnya Modul KKD ini baru akan kita ambil di kartu studi saat semester 4. Tapi kita akan tetap mendapat materi dan jadwal praktek mulai semester 3, berbarengan dengan tiap modul (biasanya setiap selasa dan kamis kita akan full praktek untuk modul KKD ini). 

Ujian modul ini baru dilaksanakan di semester 4, yang biasa disebut dengan OSCE. (nanti cerita soal OSCE menyusul di posting selanjutnya ya hehe). Jadi KKD semester ini hanya akan berupa materi dan sesi praktek saja, tidak ada ujiannya.


5. Modul Empati, Etika dan Profesionalisme 1 (1 SKS)
Bisa dibilang, ini modul cukup "absurd" bagi gue di awal-awal. Jadi di awal modul kita diminta untuk memilih dan membaca 1 novel + menonton 1 film dari pilihan yang sudah ditentukan oleh modul. Kemudian kita diminta membuat refleksi diri setelah membaca/menonton novel serta film itu. Di akhir modul, kita diminta mempresentasikan hasil refleksi diri kita.

Awalnya gue juga gak mengerti apa hubungannya menonton film bisa mengajrkan kita empati (tapi gue menikmati aja sih sebenarnya hehe). Tapi setelah gue coba resapi, gue pribadi lebih bisa meresapi apa itu empati lewat adegan-adegan di film ataupun penggambaran melalui novel, yang memang lebih relatable dibanding hanya berupa kuliah-kuliah seperti biasa. Ini modul yang cukup menarik sih dari segi pembelajaran.

RASANYA MENJALANI SEMESTER 3
Semester ini memang merupakan semester pertama yang "FK banget". Kalau dibandingkan dengan semester lalu, disini gue harus beradaptasi dengan kehidupan FK yang cenderung "monoton". Kenapa monoton? karena kegiatan kita lama-alama berbentuk seperti siklus kuliah-praktikum-KKD-ujian-kuliah-praktikum-KKD-ujian dst... Di setiap modul ujiannya terdiri atas Ujian teori (sumatif 1 dan 2), ujian praktikum integrasi dan ujian anatomi. Khusus untuk modul DMS, kita ada 1 ujian tambahan yang dinamakan ujian pewarnaan gram.

Pewarnaan gram sendiri intinya adalah prosedur untuk memindahkan bakteri ke kaca objek, lalu kita akan warnai dan lihat dibawah mikroskop. Kita masing-masing akan melakukan sendiri semua prosedurnya mulai dari memindahkan bakteri, mewarnai bakteri sampai melihat di mikroskop. adi kita akan diberikan agar-agar berisi bakteri yang kita tidak tahu apa, dan kita harus menebak apa nama bakteri itu dan menyampaikannya ke penguji. Bagi yang penasaran, ini ada contoh gambaran bakteri di mikroskop (hasil jepretan saat praktikum). 
(Ini contoh bakteri Streptococcus sp. yang berwarna ungu dan bentuknya seperti "rantai")

Yang cukup merepotkan disini, kita harus benar-benar akurat (misal ada langkah dimana kita harus mencelupkan ke pewarna selama 2 menit, dan kalau kita kelebihan/kekurangan beberapa detik aja bisa membuat gambaran di mikroskop kita jadi tidak terlihat/jelek). Lalu kita akan coba menebak apa nama bakteri yang ada di agar itu. Yang lebih menyeramkan, waktu ujiannya memang dibuat sedemikian rupa sehingga kita benar-benar hanya sempat untuk membuat 1 sediaan (jadi ini bisa dibilang hit-or-miss). Kalau gagal? Remedial.
Ujian ini bisa dibilang merupakan perpaduan antara akurasi dan keberuntungan. Terkadang, meski kita sudah merasa hati-hati sekalipun, ada faktor-faktor yang tidak kita mengerti dan menyebabkan bakteri itu tetap saja tidak terlihat di mikroskop. Dan itulah yang gue alami. Ketika gue lihat hasil mikroskop gue, yang terlihat hanyalah gambar P U T I H :" Yah mau bagaimana lagi, udah dicari sampai pojok2 mikroskop tetap tidak ada bakteri yang terlihat, dan waktu juga sudah hampir habis.

Awalnya gue merasa down, apalagi melihat orang-orang yang bisa langsung lulus sedangkan gue termasuk orang yang harus remedial. Tapi gue bersyukur karena punya teman-teman yang suportif. Mereka berusaha hadir ketika gue remedial hanya untuk menyemangati gue, padahal seharusnya mereka sudah bisa libur. Momen itu adalah momen kecil yang berarti bagi gue, dan menguatkan gue untuk menjalani remedial. Dan Puji Tuhan, gue bisa lulus pada sesi remedial tersebut :)



PENUTUP
Sebagai penutup, satu hal yang gue pelajari di semester ini adalah pentingnya untuk selalu berdoa dan berpasrah kepada Yang Mahakuasa. Karena tidak peduli seberapa keras ataupun gigih usaha kita, terkadang akan ada saja "faktor X" yang membuat hasil usaha kita tidak seperti yang diharapkan. Dan ketika kita berpasrah, kita bisa lebih mudah menerima kegagalan dan bisa segera bangkit kembali.

Sekian pengalaman gue di semester 3. Semoga teman-teman pembaca bisa menarik hal-hal yang positif dari tulisan gue ini yaa :)






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Serba-serbi FKUI Semester 1

Semester 2 di FKUI

Apakah Dokter Harus Pintar Menghafal?