Semester 2 di FKUI

Akhirnya semester 2 sudah berhasil gue lalui. Semester ini bener2 serba baru bagi gue, dan gue mulai merasakan sibuknya jadi anak FK di semester ini. Dan gue bersyukur banget karena masih bisa survive  di semester ini meskipun IP turun dengan sukses.  Di semester ini, gue dapet 3 modul : Modul Sel-Gen-Biomolekuler (SGBM) , Modul Imun, dan Modul Neurosains
Fyi, modul itu merupakan sistem yang dipakai kebanyakan mahasiswa FK. Kalau di FKUI sendiri, modul biasanya dibagi berdasarkan pokok bahasan. Misalnya kalau kita menjalani Modul Kardiovaskuler, berarti kita akan belajar semua hal tentang jantung dan pembuluh darah secara terintegrasi, mulai dari anatomi (letak & struktur organ), histologi (jaringan tubuh), fisiologi (cara kerja tubuh normal), embriologi (awal mula pembentukan organ), patologi (mekanisme terjadinya penyakit), hingga farmakologinya (efek & cara pemberian obat). Terus, modul ini biasanya akan berganti setiap 1 atau 2 bulan sekali, jadi memang terkesan padat jadwalnya

MODUL SGBM
Seperti namanya, disini gue belajar semua yang bersifat molekuler. Beberapa materinya antara lain tentang organel sel, metabolisme sel, proses pembentukan protein, prinsip hereditas, dasar-dasar farmakologi, dasar-dasar mikrobiologi, dasar patologi klinis-anatomi dan dasar-dasar biokimia. Dan materi sebanyak itu harus gue pelajari hanya dalam 6 Minggu *stress*. Lalu di modul ini terdapat 2 ujian : ujian pilihan ganda/sumatif (sebanyak 2x) dan Ujian terintegrasi (sebanyak 1x)

Sebenernya praktikum di semester ini cukup seru menurut gue. salah satu yang gue paling ingat adalah praktikum analisis DNA. Jadi kita disediakan 6 macam sidik jari dg DNA yang berbeda, lalu kita disuruh untuk mengidentifikasi DNA melalui polanya. jadi kaya detektif beneran di komik2 haha. Terus ada juga praktikum yang gakalah keren, seperti elektroforesis protein, kromatografi, tes HIV, tes golongan darah, dsb.

Hasil ujian gue di modul ini sebenernya masih bagus sih, walaupun enggak A. Sempet nyesel juga karena gue masih suka mengulur-ngulur waktu belajar, padahal sebenernya banyak waktu yang bisa gue manfaatkan untuk belajar lebih. but in the end, bersyukur masih bisa diluluskan :)

MODUL IMUN
Kalau kata kakak tingkat gue, ini modul paling sans (read : santai) di semt 2. Dan ternyata bener banget haha. Kalau dibandingkan dengan modul SGBM sebelumnya, modul ini lebih banyak jam kosongnya dan materinya cenderung lebih sedikit. Di modul ini, gue belajar segala hal tentang imunitas tubuh, seperti sel-sel imun, proses inflamasi, prinsip imunisasi, tes-tes kekebalan tubuh, penyakit autoimun & hipersensitivitas, dll. 

Ujiannya masih sama dengan semester lalu, ada ujian sumatif (1x) dan Ujian praktikum terintegrasi (1x). Dan durasi modul ini bentar banget, hanya sekitar 4 Minggu saja. Dan Puji Tuhan, gue bisa melalui modul ini dengan cukup baik. Memang nilai akhirnya juga bukan A sih, tapi nilainya masih sesuai dengan ekspektasi laahh

MODUL NEUROSAINS
Kalau kata dosen gue, "modul ini paling banyak menelan korban (alias banyak yang gak lulus)". Dan ternyata terbukti ucapan dosen gue itu. Di Modul Neurosains sendiri gue belajar tentang saraf, mulai dari anatomi, histologi, fisiologi, farmakologi dan mekanisme penyakit2nya (seperti kanker saraf, mikrocephalus dll).

Modul ini bener2 banyak hal baru. Di modul ini, pertama kalinya gue melakukan praktikum anatomi dan mempelajari sang "guru besar Kedokteran" (alias kadaver / mayat). Tak hanya itu, anatomi benar-benar menjadi momok bagi gue. Gue harus menghafalkan bagian2 otak beserta semua lekukan + celah2nya (ada namanya masing-masing loh ternyata). Belum lagi saya juga harus menghafal nama-nama saraf di SELURUH tubuh, mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Berkat itu, gue sukses merasakan remedial pertama di ujian anatomi. Kecewa? BANGET :( gue merasa sudah melakukan yang terbaik, tapi hasilnya ternyata tidak sesuai harapan. Panik banget sih waktu itu, karena seandainya gue gak lulus remedial ini, gue tidak akan lulus modul & harus mengulang mata kuliah ini lagi (jadi sistem penilaian di FKUI memang seperti itu, SEMUA ujian harus mendapat nilai diatas 55). Jadi, meskipun ujian lainnya lulus, tapi kalau salah satu ujianmu tidak lulus (nilainya < 55), maka kamu akan gagal modul tersebut. Jadi seperti kata pepatah "Karena nila setitik, Rusak susu Sebelangga".

Dan hal itulah yang gue alamin. Gue (Puji Tuhan) Lulus di ujian sumatif & praktikum integrasi, tapi gue harus remed di ujian anatomi. Dan hasil remedial itu LAMA BANGET dikasih taunya, sekitar 1,5 bulan kemudian. Jadi disaat temen2 gue udh bisa lega & menikmati libur, gue masih harus was-was memikirkan apakah gue bakal lulus di modul ini apa enggak.

---1,5 bulan kemudian---

HASIL REMEDIAL PUN KELUAR DAN AKHIRNYAA......
GUE LULUS. Sumpah seketika beban di pikiran gue langsung ilang gitu aja. Seneng banget karena gue berhasil menutup semester 2 ini dengan baik.....

In the end, Gue sadar kalau selama ini gue masih belum memaksimalkan cara belajar gue,. Jadi gue bertekad untuk semester selanjutnya, gue akan coba "rombak ulang" cara belajar gue, dan meninggalkan kebiasaan gue yg suka "menunda belajar". See you in the next term :)

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Kak, lanjutin kasih tau pengalaman kakak di semster 3 dan 4 dong! Thank you!

    BalasHapus
  3. Ka mau nanya, kalau ingin belajar mengenai penyakit dan kelainan di organ tubuh manusia lebih baik sumbernya dari mana ya?

    BalasHapus
  4. Aaah thankyu buat ceritanya! Seru bgt sih bacanyaa wkwkwk, pengen masuk fkui jdnyaa. Semangat trus ya kak! Semoga semester depan jauh lbh baik :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Serba-serbi FKUI Semester 1

Apakah Dokter Harus Pintar Menghafal?